Aliran Maturidiyah

Pengertian Maturidiyah

Aliran Maturidiyah diambil dari nama sebuah tokoh besar yang membela keyakinan ahli hadits, yakni Abu Mansur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud al-Hanafi al-Maturidi al-Samarqandi. Dalam fiqh al-Maturidi menganut madzab Hanafi dan beliau juga termasuk ulama Hanafiyah yang andil dalam bidang fikih Islam dengan karya-karyanya yang otoritatif. 

Pokok Ajaran Aliran Maturidiyah

Pemikiran Maturidi banyak dipengaruhi oleh paham Abu Hanifah yang mengedepankan rasio dalam pemahaman agama, teori Maturidi juga termasuk dalam teori ahlusunah wal jama'ah (berpegang teguh dengan Sunnah Nabi SAW dan para sahabat). Pokok pemikiran al-Maturidi yaitu:
• Akal dan Wahyu : dimana al-Maturidi mencoba menjadikan suatu kesatuan dengan cara memadukan antara tradisi dengan akal karena menurutnya tradisi dan akal merupakan suatu hal yang saling melengkapi. Pokok pikiran al-Maturidi dalam rasio akal dan Wahyu difokuskan terhadap beberapa persoalan, yaitu: 
- kemampuan akal untuk mengetahui Tuhan
- kemampuan akal untuk mengetahui kewajiban mengenal Tuhan
- kemampuan akal untuk mengetahui baik dan buruk
- kemampuan akal untuk mengetahui kewajiban melakukan tindakan yang naik dan mencegah/menghindari keburukan. 
• keimanan : 
maturidiyah berpendapat bahwa iman adalah tasydiq Al qalb (meyakini dengan hati) dan bukan hanya dengan iqrar bil Al lisan atau perkataan di lisan.
• Pelaku dosa besar : al-Maturidi berpendapat bahwa orang yang berdosa tidaklah termasuk orang kafir dan tidak kekal di dalam neraka walaupun sebelum mati ia belum sempat bertaubat namun hal ini karena Allah telah menjanjikan akan memberi balasan kepada manusia sesuai perbuatannya walaupun perbuatan tersebut sebesar biji zarah. Kekal di dalam neraka hanya merupakan balasan bagi orang yang berbuat syirik sehingga perbuatan yang selain syirik tidak akan kekal di dalam neraka.

Sekte Aliran Maturidiyah 

Dalam konsep akal dan Wahyu Maturidi juga dibagi menjadi 2 sekte yaitu : 
a. Maturidiyah Samarkand
Tokoh dalam aliran ini yaitu Abu Mansur Muhammad ibn Mahmud al-Maturidi (pendiri Maturidiyah). Menurut Maturidiyah Samarkand akal dapat mengetahui kewajiban manusia untuk berterimakasih kepada tuhan meski tanpa bantuan wahyu, begitu pula dengan baik dan buruknya akal dapat mengetahui sifat baik yang ada di dalamnya dan sifat buruk yang ada di dalamnya. Dalam konsep keimanan Maturidi Samarkand menganut konsep keimanan berada dalam hati manusia itu sendiri. 
b. Maturidiyah Bukhara
Tokoh dalam aliran ini ialah Abu Yusr Muhammad al-Bardzawy. Menurut paham Maturidiyah Bukhara ia tidak dapat mengetahui kewajiban-kewajiban melainkan hanya dapat mengetahui sebab dari proses kewajiban itu menjadi wajib, maka dari itu mengetahui Tuhan untuk berterimakasih kepada Tuhan tidaklah wajib. Dalam Maturidi Bukhara menyatakan pendapatnya sesuai dengan aliran Murji'ah bahwa iman sebagai pembenaran dan pengakuan secara lisan. 

Dalil pemikiran imam Maturidi

Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah
(kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk
(Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada
Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal
perbuatanmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S. al-Hujurat (49) ayat 14).


 

Komentar