Konsep Pemikiran Kalam Kontemporer Ismail Faruqi dan Hasan Hanafi

Pengertian Kalam Kontemporer

Kalam kontemporer merupakan gabungan dari pemikiran ilmu kalam klasik (Khawarij, Murji'ah, Jabariyah, dll) dengan pemikiran ilmu kalam modern (Muhammad Iqbal, Muhammad Abduh, dll). Munculnya ilmu Kalam kontemporer dilatarbelakangi oleh kemunduran yang terjadi pada masa Muhammad Abduh sehingga ilmu kalam bertujuan untuk memotivasi dan merubah kembali pola pikir umat Islam. 

Tokoh-tokoh Kalam Kontemporer dan Pemikirannya

1. Ismail Faruqi 

Ismail Razi Al Faruqi merupakan seorang muslim dari Palestina. Al Faruqi dikenal sebagai orang yang memiliki perjalanan hidup yang cukup menantang dan dinamis. Sejak kecil al faruqi telah mendapatkan sentuhan pendidikan Islam dari ayahnya yang merupakan seorang qadhi terkemuka di Palestina.

Pemikiran Ismail Faruqi

Ismail Faruqi memberikan konsep baru terhadap pendidikan Islam karena menurutnya konsep pendidikan yang digunakan pada saat itu belum menerapkan konsep awal yaitu Tauhid atau sikap pengesahan terhadap sang penguasa. Menurutnya konsep pendidikan tersebut malah mengacu pada paradigma Barat sehingga Al faruqi mencetuskan teorinya dengan tujuan agar pendidikan Islam dapat kembali pada konsep awal yaitu Tauhid.
Konsep tauhid yang dikaji oleh Al faruqi meliputi 5 kesatuan yaitu: 
a. Keesaan (kesatuan Tuhan)
Artinya meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah Swt., dan Allah-lah yang menciptakan dan memelihara alam semesta.
b. Kesatuan cipataan (kesatuan alam)
Artinya segala alam semesta baik yang materialis, psikologis, biologis, estetika, dan ruang (spasial) merupakan sebuah satu kesatuan. Masing-masing dari mereka saling menyempurnakan dan telah diatur dalam
hukum alam (sunnatullah) untuk mencapai titik tertinggi yakni, Tuhan.
c. Perpaduan kebenaran dan pengetahuan
Menurut Al-Faruqi Sumber kebenaran itu harus ada bukti empirisnya atau sesuai dengan realita. Maka, Al-Faruqi mengembangkan rumusan kesatuan kebenaran ada 3 macam, yaitu:
  1. Berdasarkan wahyu, artinya manusia tidak boleh membuat paradigma dengan keadaan empirik;
  2. Tidak adanya kontradiksi antara nalar dan wahyu;
  3. Peneltian pada jagat raya sataupun bagian lain yang tidak ada ujungnya, karena kuasa Tuhan tak terbayang.
d. Kesatuan hidup
Artinya, menjajarkan atau menstabilkan antara hukum alam dan hukum
moralitas baik yang bersifat spiritual dengan material, jasmani dengan rohani dlsb. Karena kedua hal itu berjalan beriringan.
e. Kesatuan umat manusia
Konsep ini memberikan pengetahuan bahwa dalam mengembangkan ilmu harus memiliki dasar dan tujuan umum untuk semua manusia tanpa mendiskriminasi apapun, dan bukan pula untuk kepentingan individu, golongan, ras, oknum tertentu, dlsb.

Karya-karya Ismail Faruqi

• Islam and Modernity: Problem and Prespective, 1968. 
• Islam and Modernity: Diatribe or Dialogue? Journal of Ecumenical Studies, 1968.
• The Role of Islam in Global Interreligious Dependences, 1980.
• Izlamization of Knowledge, 1982
• Christian Ethics: An Historical Atlas of the Religions of the World;
• Trialogue of Abrahamic Faiths: The Cultural Atlas of Islam
• Tawhid: Its Implications for Thought and Live, 1982.
• Tawhid: Its Implications for Thought and Life. Herndon, 1982.

Berbagai hasil karya dan pemikiran Al Faruqi dijadikan sebagai referensi studi
keislaman para ilmuwan di seluruh dunia. Poin pentingnya adalah Ilmu Pengetahuan yang berangkat dari nilai-nilai Islam (Al Qur’an dan As Sunah), tanpa menolak Ilmu pengetahuan Modern melainkan menjadikan kedua ilmu pengetahuan tersebut sebagai proses Islamisasi Ilmu Pengetahuan.

2. Hasan Hanafi

Hasan Hanafi merupakan seorang tokoh dan  pemikir hukum Islam yang berasal dari Bani Suwayf, Kairo, Mesir. Beliau mulai belajar Al-Qur'an pada usia 5 tahun di bawah bimbingan Syaikh Sayyid. Pada tahun 1952 Hanafi bergabung dengan salah satu organisasi ikhwanul muslimin yang terdiri dari beberapa tokoh revolusi Islam Barat sehingga dapat mempengaruhi cara berpikir Hanafi. 

Pemikiran Hasan Hanafi

Pemikiran Hanafi selalu menampilkan hubungan dialektis antara subjek diri (self) dan yang lain (other) dalam disiplin Ilmu sejarah untuk menginterpretasikan ulang tradisi agar tetap relevan dengan tuntutan zaman sekarang. Oleh karena itu, dalam teori pengetahuannya Hanafi memiliki paradigma kebenaran yang relatif, di mana rasionalitas berperan sebagai sarana untuk mencapai kebenaran. Hanafi juga mendorong manusia untuk mempelajari sejarah kepercayaan dengan menggunakan nalar, sehingga konsep Tauhid memiliki kaitan dengan praksis, hubungan Allah dengan bumi, subjek Ilahi dengan subjek manusiawi, sifat-sifat ketuhanan dengan nilai-nilai kemanusiaan, dan kehendak Allah dengan perjalanan sejarah. Tujuannya untuk menunjukkan bukti-bukti kebenaran dari dalam ini melalui analisis rasional terhadap pengalaman generasi masa lalu dan cara-cara yang digunakan untuk menerapkannya.

Karya-karya Hasan Hanafi 

Karya Hasan Hanafi ditujukan untuk pembaharuan tradisi dan kebangkitan Islam bbaik dalam bidang ushul, fenomenologi, metode, ataupun yang lainnya. Konsep pemikiran Hanafi dipenggaruhi oleh ideologi Pan Arabisme yang mana mengacu pada paham nasionalistik, populistik, dan sosialistik. Berikut karya-karya Hasan Hanafi: 
• Dirasat Al Islamiyyah
Pada karya ini Hanafi menekankan 3 topik utama yaitu 
  1. Teologi : pergeseran pengetahuan Islam dari teologi statis-irrasional menuju teologi yang lebih anarkis-rasional.
  2. Filsafat dan mistik (sufistik): Hanafi mendesak : rekonstruksi nalar pemikiran filsafat klasik-rasional menuju tren berpikir kontemporer-empiris. 
  3. Manusia: perjuangan total untuk mencapai peran pemimpin di muka bumi (khalifah fil ardl) secara penuh.
• Al-Turats wa al-Tajdid tentang dasar ide pembaharuan.
• Al Yasar Al-Islamiy (Kiri Islam), 
Suatu karya yang membahas tentang "manifesto politik”.
• Min Al-Aqidah ila Al-Tsaurah, 
Merupakan suatu karya yang memuat uraian terperinci tentang pokok-pokok pembaruan.
• Muqaddimah Fi Ilm-Al-Istigrab
Merupakan suatu karya yang membahas tentang Oksidentalisme dan cara menyikapi tradisi lama.
• Al-Ushuliyah al-Islamiyah (Aku Bagian Dari Fundamentalisme Islam)”.
• At-Turas Wa At-Tajdid "Warisan Klasik dan Pembaharuan. dll.
















Komentar